musik

Rabu, 13 Januari 2016

TRADISI GREBEG GETHUK KEBUDAYAAN KOTA MAGELANG



NAMA             : ALFI SA’ADAH
NIM                 : 1201415059
ROMBEL         : 01

KEBUDAYAAN KOTA MAGELANG
“TRADISI GREBEG GETHUK”

Prosesi Grebeg Gethuk ini merupakan sebuah tradisi dari warga magelang yang unik dan tidak ada di kota kota yang lain. Dalam prosesi ini ada beberapa yang menjadi pusat perhatian warga masyarakat untuk ikut serta menjaga tradisi ini. Dalam setiap pelaksanaan  Tradisi Grebeg Gethuk ini menghadirkan gunungan gethuk yang mana gethuk sendiri merupakan makanan khas kota Magelang yang berasal dari singkong.

Setiap tahun tradisi grebeg gethuk ini diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Magelang untuk memperingati hari jadi Kota Magelang. Dalam satu gunungan terdiri dari kumpulan gethuk yang biasanya berjumlah sama dengan umur Kota Magelang.


Terdapat dua gunungan gethuk dalam tradisi Grebeg Gethuk ini. Gunungan pertama biasanya berbentuk lancip yang merupakan simbol dari jaler atau laki – laki. Sedangkan gunungan kedua berbentuk bulat yang melambangkan simbol setri atau perempuan.
Selain kedua gunungan tersebut masih ada 17 gunungan yang lainnya. 17 gunungan tersebut melambangkan jumlah kelurahan yang ada di Kota Magelang. 17 gunungan tersebut terbuat dari palawija, sayur mayur dan buah buahan yang juga hasil dari warga setempat dan yang diperebutkan oleh warga dalam Tradisi Grebeg Gethuk ini.
Sebelum gunungan gunungan tersebut di grebeg, prosesi dimulai dengan arak – arak rombongan Walikota Magelang beserta segenap jajarannya dengan menaiki kereta kencana dari Masjid Agung Kota Magelang menuju Panggung kehormatan yang berada di sisi selatan Alun – Alun Kota Magelang. Pakaian yang dikenakan juga menggunakan pakaian adat jawa.
Setelah didahului Kirab gunungan gethuk dan gunungan hasil bumi, maka dilaksanakan upacara pembukaan Grebeg gethuk tersebut. Dalam upacara ini semua petugas upacara juga mengenakan pakaian adat jawa, selain pakaian yang juga sangat kental dengan adat jawa, bahasa yang dibawakan oleh pembawa acara sampai aba aba dalam upacara tersebut juga menggunakan bahasa jawa.
Akan tetapi sebelum prosesi upacara pembukaan Grebeg Gethuk ini dimulai, Acara dibuka dengan penampilan Tari Rampak Buto, Pandhita dan 9 penari sesaji. Tarian ini bercerita tentang peperangan antara Pandhita dan buto-buto. Buto-buto ini memiliki niat yang jahat dan peperangan ini dimenangkan oleh Pandhita.
Masih ada tarian tarian yang lain yang juga disuguhkan kepada Warga. Tarian kolosal tradisional ini bernama “Ngrembakane Budoyo”. Tarian ini dipentaskan lebih dari 100 penari yang merupakan kolaborasi empat jenis tarian yaitu Tari Kunthulan, Jaranan, Gendewo dan tarian rakyat.
Setelah tarian tarian tersebut selesai di pentaskan upacara pembukaan prosesi sakral tersebut dimulai dan Walikota yang memberikan aba aba penggerebekan gunungan gunungan tersebut yang langsung diserbu warga.
Acara Tradisi Grebeg Gethuk tidak selesai disini, masih ada acara selanjutny yaitu Kirab atau Karnaval di seputaran Alun-Alun Kota Magelang dan Jalan Jalan Protokol setempat.
Tradisi Grebeg Gethuk ini bertujuan untuk ngauri-uri atau melestarikan Budaya Jawa khususnya untuk Kota Magelang sendiri. Grebeg yang dilakukan juga menggunakan Gethuk yang bahan utamanya adalah makanan khas magelang yang berasal dari Singkong





1 komentar:

Komentar yang Membangun sangat diharapkan