NAMA
: ALFI SA’ADAH
NIM : 1201415059
ROMBEL : 01
KEBUDAYAAN KOTA MAGELANG
“TRADISI GREBEG GETHUK”
Prosesi Grebeg Gethuk ini merupakan sebuah
tradisi dari warga magelang yang unik dan tidak ada di kota kota yang lain. Dalam
prosesi ini ada beberapa yang menjadi pusat perhatian warga masyarakat untuk
ikut serta menjaga tradisi ini. Dalam setiap pelaksanaan Tradisi Grebeg Gethuk ini menghadirkan
gunungan gethuk yang mana gethuk sendiri merupakan makanan khas kota Magelang
yang berasal dari singkong.
Setiap tahun tradisi grebeg gethuk ini
diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Magelang untuk memperingati hari jadi Kota
Magelang. Dalam satu gunungan terdiri dari kumpulan gethuk yang biasanya
berjumlah sama dengan umur Kota Magelang.
Terdapat dua gunungan gethuk dalam tradisi
Grebeg Gethuk ini. Gunungan pertama biasanya berbentuk lancip yang merupakan
simbol dari jaler atau laki – laki. Sedangkan gunungan kedua berbentuk bulat
yang melambangkan simbol setri atau perempuan.
Selain kedua gunungan tersebut masih ada 17
gunungan yang lainnya. 17 gunungan tersebut melambangkan jumlah kelurahan yang
ada di Kota Magelang. 17 gunungan tersebut terbuat dari palawija, sayur mayur
dan buah buahan yang juga hasil dari warga setempat dan yang diperebutkan oleh
warga dalam Tradisi Grebeg Gethuk ini.
Sebelum gunungan gunungan tersebut di grebeg,
prosesi dimulai dengan arak – arak rombongan Walikota Magelang beserta segenap
jajarannya dengan menaiki kereta kencana dari Masjid Agung Kota Magelang menuju
Panggung kehormatan yang berada di sisi selatan Alun – Alun Kota Magelang.
Pakaian yang dikenakan juga menggunakan pakaian adat jawa.
Setelah didahului Kirab gunungan gethuk dan
gunungan hasil bumi, maka dilaksanakan upacara pembukaan Grebeg gethuk
tersebut. Dalam upacara ini semua petugas upacara juga mengenakan pakaian adat
jawa, selain pakaian yang juga sangat kental dengan adat jawa, bahasa yang
dibawakan oleh pembawa acara sampai aba aba dalam upacara tersebut juga
menggunakan bahasa jawa.
Akan tetapi sebelum prosesi upacara pembukaan
Grebeg Gethuk ini dimulai, Acara dibuka dengan penampilan Tari Rampak Buto,
Pandhita dan 9 penari sesaji. Tarian ini bercerita tentang peperangan antara
Pandhita dan buto-buto. Buto-buto ini memiliki niat yang jahat dan peperangan
ini dimenangkan oleh Pandhita.
Masih ada tarian tarian yang lain yang juga
disuguhkan kepada Warga. Tarian kolosal tradisional ini bernama “Ngrembakane
Budoyo”. Tarian ini dipentaskan lebih dari 100 penari yang merupakan kolaborasi
empat jenis tarian yaitu Tari Kunthulan, Jaranan, Gendewo dan tarian rakyat.
Setelah tarian tarian tersebut selesai di
pentaskan upacara pembukaan prosesi sakral tersebut dimulai dan Walikota yang
memberikan aba aba penggerebekan gunungan gunungan tersebut yang langsung
diserbu warga.
Acara Tradisi Grebeg Gethuk tidak selesai
disini, masih ada acara selanjutny yaitu Kirab atau Karnaval di seputaran
Alun-Alun Kota Magelang dan Jalan Jalan Protokol setempat.
Tradisi Grebeg Gethuk ini bertujuan untuk
ngauri-uri atau melestarikan Budaya Jawa khususnya untuk Kota Magelang sendiri.
Grebeg yang dilakukan juga menggunakan Gethuk yang bahan utamanya adalah
makanan khas magelang yang berasal dari Singkong
bagus dan bermanfaat, terima kasih
BalasHapus